Profil Desa Keburusan

Ketahui informasi secara rinci Desa Keburusan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Keburusan

Tentang Kami

Profil Desa Keburusan, Pituruh, Purworejo. Mengungkap jejak `perburuan` di balik nama desa dan transformasinya menjadi lumbung pangan modern. Kupasan tuntas potensi agraris, demografi, dan pemerintahan.

  • Jejak Historis dalam Nama

    Nama `Keburusan` mengisyaratkan sebuah masa lalu yang kaya akan sejarah, kemungkinan sebagai wilayah perburuan atau kawasan yang lebat.

  • Transformasi Agraris Menyeluruh

    Wilayah ini telah mengalami perubahan fundamental dari lanskap alaminya menjadi sebuah kawasan pertanian intensif yang tertata dan produktif.

  • Komunitas Modern yang Solid

    Masyarakatnya hidup dalam tatanan sosial yang kuat, dengan semangat gotong royong sebagai fondasi untuk membangun desa yang maju.

XM Broker

Di antara jajaran desa agraris di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Desa Keburusan menyimpan sebuah gema masa lalu yang unik dalam namanya. Nama "Keburusan" mengisyaratkan sebuah narasi sejarah tentang transformasi lanskap dan peradaban, dari kawasan yang mungkin pernah menjadi arena perburuan menjadi sebuah lumbung pangan yang tertata rapi. Kisah Keburusan adalah cerita tentang bagaimana manusia, melalui kerja keras dan kebersamaan, mengubah potensi alam menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan.

Kondisi Geografis dan Demografi Terkini

Desa Keburusan terletak di kawasan dataran rendah yang subur, sebuah karakteristik utama dari wilayah agotaris di Kecamatan Pituruh. Berdasarkan data administrasi, luas wilayah Desa Keburusan adalah sekitar 75,70 hektare (0,76 km²). Meskipun merupakan salah satu desa dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar di kecamatannya, setiap jengkal tanahnya dimanfaatkan secara produktif, terutama untuk lahan persawahan yang menjadi pilar utama ekonomi.Secara administratif, Desa Keburusan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Pituruh

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Megulung Lor

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Tegalaren

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Ngampel

Menurut data termutakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo yang dipublikasikan pada tahun 2025, jumlah penduduk Desa Keburusan tercatat sebanyak 1.258 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka yang sangat tinggi, yakni sekitar 1.662 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini mencerminkan sebuah komunitas yang telah lama mapan dan terorganisir dengan baik. Mayoritas penduduknya adalah petani berpengalaman yang hidup dalam harmoni dengan ritme alam dan siklus pertanian.

Menguak Etimologi `Keburusan`: Gema Masa Lalu di Tanah Subur

Salah satu aspek paling menarik dari Desa Keburusan adalah etimologi namanya. Nama ini diyakini kuat berasal dari akar kata dalam bahasa Jawa, "buru", yang berarti berburu. Dengan imbuhan konfiks "ke-an", terbentuklah kata "Keburuan" (yang dalam dialek lokal bisa bergeser menjadi "Keburusan"), yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "tempat yang berkaitan dengan perburuan".Penamaan ini merupakan sebuah "fosil linguistik"—sebuah jejak verbal yang membisikkan kisah tentang kondisi ekologis desa ini di masa lampau. Ratusan tahun yang lalu, sebelum menjadi hamparan sawah yang teratur seperti sekarang, wilayah ini kemungkinan besar merupakan kawasan yang lebih liar, mungkin berupa hutan dataran rendah atau padang belantara yang menjadi habitat bagi aneka satwa. Di masa itulah, aktivitas berburu untuk memenuhi kebutuhan pangan atau sebagai bagian dari tradisi menjadi sangat dominan, sehingga melekat menjadi nama tempat tersebut.Kini, "arena perburuan" itu telah bertransformasi total. Hutan telah berganti menjadi sawah dan aktivitas berburu telah berevolusi menjadi bertani secara intensif. Nama Keburusan menjadi pengingat abadi akan perjalanan panjang peradaban warganya, dari masyarakat yang mengandalkan apa yang disediakan alam secara liar, menjadi masyarakat yang secara aktif menata dan membudidayakan alam untuk menciptakan sumber kehidupan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Roda Perekonomian: Dari Berburu ke Bertani Intensif

Perekonomian Desa Keburusan saat ini sepenuhnya digerakkan oleh sektor pertanian, sebuah evolusi langsung dari aktivitas "mencari makan" di masa lalu. Jika dahulu leluhur mereka "berburu" hewan, kini masyarakat Keburusan "berburu" rezeki dengan menanam padi di lahan-lahan subur mereka. Pertanian di desa ini bukan lagi sekadar untung-untungan, melainkan sebuah sistem yang terorganisir.Padi menjadi komoditas utama, ditanam dengan memanfaatkan sistem irigasi teknis yang mengalirkan air ke petak-petak sawah. Kelompok Tani (Poktan) menjadi wadah utama bagi para petani untuk bekerja sama, berbagi informasi, dan mengelola sumber daya secara kolektif. Semangat gotong royong dalam mengolah lahan, mulai dari persiapan tanam hingga panen, merupakan cerminan dari komunitas yang solid.Selain padi, beberapa warga juga menanam palawija di musim-musim tertentu untuk diversifikasi. Sektor peternakan skala rumah tangga, seperti pemeliharaan kambing dan unggas, juga menjadi sumber pendapatan tambahan yang penting. Seiring perkembangan, beberapa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner dan perdagangan mulai tumbuh, menunjukkan langkah selanjutnya dalam evolusi ekonomi desa menuju diversifikasi yang lebih luas.

Tata Kelola Pemerintahan: Mengelola Transformasi Desa

Pemerintah Desa (Pemdes) Keburusan, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa beserta perangkatnya, memainkan peran krusial dalam mengelola dan mengarahkan transformasi desa yang berkelanjutan. Bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra legislatif, Pemdes berfokus pada penciptaan kebijakan dan program yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Dana Desa (DD) dan sumber pendapatan desa lainnya dimanfaatkan secara strategis melalui perencanaan partisipatif dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Prioritas pembangunan diarahkan pada penguatan fondasi agraris modern, seperti:

  • Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur irigasi untuk menjamin ketersediaan air.

  • Perbaikan jalan usaha tani dan jalan lingkungan untuk melancarkan mobilitas barang dan orang.

  • Pemberdayaan kelompok-kelompok masyarakat, termasuk PKK, Karang Taruna, dan kelompok tani.

Pemerintah desa secara efektif berfungsi sebagai manajer transformasi, memastikan bahwa setiap sumber daya yang ada digunakan untuk memperkokoh identitas Keburusan sebagai desa agraris yang maju dan modern.

Kehidupan Sosial dan Budaya: Ikatan Komunitas di Tanah yang Tertata

Transformasi dari "kawasan perburuan" menjadi "kawasan pertanian" juga membawa perubahan mendasar dalam struktur sosial. Masyarakat Keburusan hidup dalam tatanan komunitas yang sangat teratur dan kohesif. Semangat gotong royong, yang mungkin merupakan evolusi dari semangat kerja sama dalam kelompok berburu, kini menjadi fondasi utama dalam kehidupan bertetangga.Ikatan komunitas ini diperkuat oleh aktivitas keagamaan dan budaya. Sebagai komunitas yang religius, masjid dan musala menjadi pusat kehidupan spiritual dan sosial. Kegiatan seperti pengajian, tahlilan, dan perayaan hari besar Islam menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi dan menjaga nilai-nilai moral.Secara budaya, masyarakat Keburusan adalah cerminan dari budaya agraris Jawa yang menghargai harmoni dan keselarasan. Tradisi seperti kenduri atau selamatan sebagai ungkapan rasa syukur masih tetap dilestarikan. Semua ini menunjukkan terbentuknya sebuah komunitas yang solid, damai, dan teratur—sebuah antitesis dari "keliaran" yang mungkin tersirat dari nama masa lalunya.

Proyeksi Masa Depan: Melanjutkan Evolusi Keburusan

Kisah transformasi Desa Keburusan masih akan terus berlanjut. Menghadapi masa depan, desa ini memiliki peluang untuk melanjutkan evolusinya ke tahap yang lebih tinggi. Peluang tersebut antara lain:

  1. Pertanian Presisi: Mengadopsi teknologi pertanian modern (smart farming) untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sebuah langkah evolusi dari pertanian intensif saat ini.

  2. Agroindustri: Mengembangkan UMKM yang mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah, seperti tepung beras, aneka kue, atau pakan ternak. Ini adalah transformasi dari produsen bahan mentah menjadi produsen barang jadi.

  3. Peningkatan SDM: Berinvestasi pada pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda untuk memastikan mereka memiliki keterampilan yang relevan untuk melanjutkan dan mempercepat evolusi desa.

Tantangan utama di masa depan adalah beradaptasi dengan "keliaran" baru dalam bentuk perubahan iklim, fluktuasi pasar, dan tantangan global lainnya. Namun dengan semangat transformasi yang telah terpatri dalam sejarahnya, serta fondasi komunitas yang solid, Desa Keburusan memiliki bekal yang kuat untuk terus berevolusi.Penutup Desa Keburusan adalah sebuah monumen hidup tentang perjalanan peradaban. Namanya menjadi jendela untuk mengintip masa lalu, sementara hamparan sawahnya yang hijau adalah bukti nyata dari kerja keras dan kecerdasan kolektif warganya di masa kini. Dari sebuah "arena perburuan" menjadi lumbung pangan modern, kisah Keburusan adalah inspirasi tentang bagaimana sebuah komunitas dapat menata alam dan masa depannya. Semangat untuk terus bertransformasi inilah yang akan memastikan Desa Keburusan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan sejahtera di masa yang akan datang.